Secangkir teh bisa beragam makna.Secangkir teh juga bisa beragam harga. Semuanya tergantung pada cara dan di mana kita menikmatinya serta dalam kesempatan apa. Bila masuk ke sebuah kafe atau hotel-hotel, secangkir teh bisa berharga lima hingga sepuluh kali lipat dibanding jika kita menikmatinya di warung-warung. Bahkan mungkin saja jika menikmatinya dengan menggunakan cangkir yang berbeda harganya bisa beda pula.
Perbedaan harga secangkir teh itu bisa juga menjadi rujukan kehidupan. Ketika life style menjadi standar kehidupan, ukuran manusia ditentukan oleh penampilan luarnya dan di komunitas mana ia berada.Seseorang dianggap berhasil hidupnya jika sudah bisa menikmati secangkir teh dan kopi di kafe-kafe yang berharga mahal. Seseorang dianggap sukses jika ia selalu berpakaian mahal. Seseorang dianggap hebat jika ia mampu mengumpulkan harta yang banyak, rumah bagus, dan mobil mewah.
Secangkir teh yang berasal dari sumber yang sama dan diolah dengan cara yang sama, takaran teh dan gula yang sama, serta pada waktu yang sama pula, ternyata ketika disajikan dalam cangkir yang berbeda-beda menimbulkan perasaan yang berbeda pula bagi yang meminumnya.
Itu gambaran bahwa ternyata banyak dari kita yang masih merasa "penampilan luar" adalah segala-galanya. Kita lupa bahwa hal terpenting dalam hidup adalah isi rohani kita.
Tampilan luar, cara kita berpakaian, cara kita bergaul, sebenarnya perlu juga kita perhatikan. Jika kita memang mampu, tak ada salahnya kita juga mengenakan pakaian yang sepantasnya kita kenakan, yang sepadan dengan kemampuan keuangan kita. Orang lain tidak akan menganggap kita sombong sepanjang kita tak berlebihan. Hanya saja jangan sampai kita menganggap penampilan itu segala-galanya sampai kita harus membabi-buta untuk mengadakannya.
Sesungguhnya yang harus dipelihara dan dikembangkan adalah apa yang ada di dalam diri kita seperti hati, rasa, cinta, kasih sayang, semangat, kejujuran, keimanan yang dibina melalui amal dan ibadah, dan sebagainya. Isi kita inilah yang harus kita perjuangkan. Mari kita belajar dan berlatih mengendalikan hawa nafsu agar hidup semakin bermakna bagi diri sendiri dan di hadapan Illahi.
0 Responses So Far: