Kira-kira 23 abad yang lalu, orang Romawi sudah mengenalbis coctum (artinya: dipanggang dua kali). Itu lo, neneknya biskuit. Karena kering dan berbunyi ”krek” kalau digigit, kemudian orang Inggris menamainya craken, artinya bergema. Dari sanalah asal mulanya kata cracker.
Bis coctum alias craken rasanya tawar, tapi cukup disukai karena awet dan mudah dibawa ke mana-mana. Orang Belanda kemudian membuat semacam biskuit, tapi cuma dibakar sekali. Rasanya manis dan lebih empuk. Mereka menamainya koekje, artinya kue kecil. Kompeni Belanda membawa koekje ke Amerika awal abad ke-17. Di sana, biskuit Belanda itu disebut cookie. Kita menyebutnya kue kering.
Akhirnya abad ke-19, orang Inggris membuat biskuit berbentuk binatang: bison, unta, gajah, jerapah, gorila, singa laut, domba, zebra, kera, badak, singa, kuda nil, hyena, kanguru, beruang sedang duduk, beruang berdiri, dan sebagainya. Anak-anak sangat menyukainya.
Biskuit kini manis, gurih, harum, renyah, dan bagus. Ia bukan sekadar pengganjal perut, tetapi menjadi penganan yang disukai. Orang Amerika mulai membuat pelbagai macam biskuit. Tahun 1912 Nabisco membuat tiga jenis biskuit. Yang dijagokan adalah ”Veronese” dan biskuit yang berbentuk tokoh-tokoh dongeng.
Diluar dugaan siapapun, biskuit ketiga yang paling disukai di seluruh dunia sampai sekarang. Yakni biskuit coklat yang terdiri atas dua keping yang menjepit krem. Namanya pasti kamu semua tahu: terdiri atas empat huruf, diawali dan diakhiri dengan huruf o, Ya betul, oreo. (sumber : seri bacaan anak : asal usul, intisari).
0 Responses So Far: